Halaman

    Social Items

Di dalam agama islam sudah ada sunnah yang mengatakan para umatnya ketika berpuasa dianjurkan untuk berbuka puasa dengan yang manis-manis. Jika dilihat dari sudut pandang kesehatan, apa alasan dibalik anjuran tersebut?

dr. Inge Permadhi, MS, SpGK, Selaku Koordinator pelayanan masyaraat ilmu gizi fakultas kedokteran Universitas Indonesia mengatakan. Selama 14 jam tubuh tidak mendapatkan asupan makanan baik itu cairan maupun sari makanan. Hal ini menyebabkan kadar glukosa dalam darah menurun, akibatnya tubuh akan mengalami kekurangan energi yang dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas.

Sumber energi pada tubuh manusia adalah berasal dari karbohidrat yang mengandung gula, lalu tubuh memproses gula tersebut menjadi sebuah energi. Oleh karena itu, berbuka dengan yang manis-manis akan menjadi sebuah pilihan yang tepat untuk mengembalikan kadar gula atau energi dalam tubuh manusia, menjadi normal kembali.

dr. Inge menjelaskan "Namun, harus tetap diingat bahwa tetap ada batasan yang harus dijaga untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis, yaitu lima persen dari total jumlah asupan kalori"

Selain itu juga, perlu Anda ketahui ketika berbuka puasa dilarang "KALAP", yaitu langsung makan semua makanan yang ada, jika ini dilakukan, maka akan membuat kerja hati dan jantung lebih berat, akibatnya tubuh akan merasa lebih lemas dan mengantuk.

Sebaiknya, Anda makan makanan berat satu atau dua jam setelah minum atau makan makanan ringan sebelumnya.

Tapi, yang dimaksudkan makanan manis disini adalah makanan yang manis dari alam, bukan dari pemanis buatan seperti sirup atau apapun itu. Sebaiknya Anda berbuka puasa dengan buah atau sayuran.

Meskipun sangat dianjurkan ketika Anda berbuka puasa, memakan makanan yang manis saat sahur justru tidak dianjurkan, ini karena ketika tubuh menerima makanan yang manis, maka kadar gula dalam darah akan naik dan insulin akan dikeluarkan dalam jumlah banyak, akibatnya tubuh akan merasa lelah dan haus.

Berbuka Puasa dengan Yang Manis? Anjuran atau Larangan?

ID Sehat Pedia - Portal Informasi Kesehatan Online dan Gaya Hidup Indonesia
Di dalam agama islam sudah ada sunnah yang mengatakan para umatnya ketika berpuasa dianjurkan untuk berbuka puasa dengan yang manis-manis. Jika dilihat dari sudut pandang kesehatan, apa alasan dibalik anjuran tersebut?

dr. Inge Permadhi, MS, SpGK, Selaku Koordinator pelayanan masyaraat ilmu gizi fakultas kedokteran Universitas Indonesia mengatakan. Selama 14 jam tubuh tidak mendapatkan asupan makanan baik itu cairan maupun sari makanan. Hal ini menyebabkan kadar glukosa dalam darah menurun, akibatnya tubuh akan mengalami kekurangan energi yang dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas.

Sumber energi pada tubuh manusia adalah berasal dari karbohidrat yang mengandung gula, lalu tubuh memproses gula tersebut menjadi sebuah energi. Oleh karena itu, berbuka dengan yang manis-manis akan menjadi sebuah pilihan yang tepat untuk mengembalikan kadar gula atau energi dalam tubuh manusia, menjadi normal kembali.

dr. Inge menjelaskan "Namun, harus tetap diingat bahwa tetap ada batasan yang harus dijaga untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis, yaitu lima persen dari total jumlah asupan kalori"

Selain itu juga, perlu Anda ketahui ketika berbuka puasa dilarang "KALAP", yaitu langsung makan semua makanan yang ada, jika ini dilakukan, maka akan membuat kerja hati dan jantung lebih berat, akibatnya tubuh akan merasa lebih lemas dan mengantuk.

Sebaiknya, Anda makan makanan berat satu atau dua jam setelah minum atau makan makanan ringan sebelumnya.

Tapi, yang dimaksudkan makanan manis disini adalah makanan yang manis dari alam, bukan dari pemanis buatan seperti sirup atau apapun itu. Sebaiknya Anda berbuka puasa dengan buah atau sayuran.

Meskipun sangat dianjurkan ketika Anda berbuka puasa, memakan makanan yang manis saat sahur justru tidak dianjurkan, ini karena ketika tubuh menerima makanan yang manis, maka kadar gula dalam darah akan naik dan insulin akan dikeluarkan dalam jumlah banyak, akibatnya tubuh akan merasa lelah dan haus.

No comments